Ternyata, Kabupaten Bogor adalah salah satu wilayah dari pusat kerajaan tertua di Indonesia. Hal ini terkuak dari catatan Dinasti Sung di Cina (mendiskripsikan bahwa pada tahun 430, 433, 434, 437, dan 452 Kerajaan Holotan mengirimkan utusannya ke Cina), ditambah dengan prasasti yang ditemukan di Tempuran sungai Ciaruteun dengan sungai Cisadane, yang menjelaskan pada pertengahan abad ke 5 M di wilayah ini sudah ada sistem pemerintahan.
Prof. Dr Slamet Muljana dalam bukunya “Dari Holotan ke Jayakarta” menjelaskan bahwa Holotan adalah transliterasi Cina dari kata Aruteun
Sementara Kerajaan Aruteun adalah salah satu kerajaan Hindu tertua di Pulau Jawa, dimana Prasasti Ciaruteun adalah bukti sejarah perpindahan kekuasaan dari kerajaan Aruteun ke Kerajaan Tarumanagara di bawah Raja Purnawarman, pada akhir abad ke-5.
Prasasti-prasasti lainnya peninggalan Purnawarman yang dapat ditemukan, antara lain; prasasti Kebon Kopi di Kecamatan Cibungbulang, Prasasti Jambu di Bukit Koleangkak (Pasir Gintung, Kecamatan Leuwiliang), dan prasasti Lebak (di tengah sungai Cidanghiyang, Provinsi Banten), juga sebagai bukti sejarah yang tidak dapat disangkal lagi.
Kerajaan Tarumanegara terletak di daerah Salakanegara. Lebih tepatnya berada di daerah Banten dan Bogor, dengan Ibukotanya Sundapura. Pada abad ke 6 dan ke 7 Kerajaan Tarumanagara adalah penguasa tunggal di wilayah Jawa Barat.
Setelah Tarumanagara tidak berkuasa, kerajaan yang pernah ada di Tanah Pasundan (Jawa Barat) adalah Sunda, Pajajaran, Galuh, dan Kawali. Semuanya tak terlepas dari keberadaan wilayah Bogor dan sekitarnya.
Ada berbagai pendapat, pertama, kata Bogor berasal dari kata “Buitenzorg” nama resmi dari Penjajah Belanda. Pendapat kedua menyatakan bahwa kata Bogor berasal dari kata “Bahai” yang berarti Sapi - kebetulan ada patung sapi di Kebun Raya Bogor, juga menurut informasi bahwa Kampung Bogor dulunya terletak di dalam lokasi Kebun Raya Bogor yang mulai dibangun pada tahun 1817.
Pendapat lain menyebutkan Bogor berasal dari kata “Bokor” yang memiliki makna Tunggul Pohon Enau (Kawung). Sementara dalam sebuah dokumen tanggal 7 April 1952, tertulis “Hoofd Van de Negorij Bogor” yang
terjemahan bebasnya memiliki arti “Kepala Kampung Bogor”
Cikal bakal masyarakat Kabupaten Bogor, dimulai dari penggabungan sembilan Kelompok Pemukiman oleh Gubernur Jendral Baron Van Inhof pada tahun 1745, sehingga menjadi satu kesatuan masyarakat yang kemudian berkembang menjadi besar hingga sekarang, atau yang pada akhirnya menjadi inti masyarakat Kabupaten Bogor.
Sejarah berdirinya Kabupaten Bogor, ditetapkan tanggal 3 Juni, hal ini diilhami dari tanggal pelantikan Raja Pajajaran “Sri Baduga Maharaja” yang dirayakan pada tanggal 3 Juni 1482 selama sembilan hari yang disebut dengan upacara “Kedabhakti”.
Pada awalnya Pusat Pemerintahan Bogor berada di wilayah Kota Bogor, tepatnya di Panaragan, kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1982, Ibu Kota Kabupaten Bogor dipindahkan, dan lalu ditetapkan di Cibinong. Sejak tahun 1990 pusat kegiatan pemerintahan menempati Kantor Pemerintahan di Cibinong.
Sumber: dari berbagai sumber - Foto : Istimewa